Gili TrawanganSiang itu (14 Oktober 2010) saya menyelam di sebelah Utara Gili Trawangan, di Halik Point. Dalam perjalanan ke Halik Point, dive master saya, Ronnie, menjelaskan pada saya rencana penyelaman siang itu. “We’re going down to 18m, there’s a slope there. There are corals, small fishes and if we are lucky we might see sea turtle, cuttle fish and even shark“. (kita akan turun ke kedalaman 18m, ada sedikit tebing landai. disana banyak terumbu karang, ikan-ikan kecil dan kalau kita beruntung, kita mungkin meluhat penyu, sotong, bahkan hiu.)” Adrenalin saya terpacu. Penjelajahan bawah air dimulai.

Benar saja, kami langsung disapa ikan-ikan yang berlalu lalang. Banyak koral yang rusak, tetapi banyak pula yang sudah tumbuh. Kami beruntung, kami melihat satu ekor sotong dengan tenang berenang di hadapan kami. Lalu ada sweetlips fish yang berdiam di sela karang. Juga ada clown fish, atau yang lebih dikenal dengan nemo. Yang paling mengagumkan adalah penyu. Ya, kami sangat beruntung dapat melihat penyu berenang dengan anggun dan tenang.

Saat selesai menyelam, Ronnie mengatakan bahwa koral yang rusak adalah akibat badai sekitar sepuluh tahun silam. “But they start to grow back. You know how long it takes for them to grow right?” (Tapi kini mereka mulai tumbuh. Kamu tahu kan berapa waktu yang diperlukan koral-koral itu untuk tumbuh?)” Jelas Ronnie.

Keesokan harinya (15 Oktober 2010) kami snorkling di sekitar Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air. Keindahan alam yang tak kalah memukau. Terumbu karang yang sehat, ikan yang menyapa dan air yang jernih bak akuarium. Di sekitar Gili Meno, ada titik yang disebut turtle point. Sesuai namanya, kami kembali menemukan seekor penyu yang sedang berdiam di batu karang. Ikan-ikan sekitar perairan Gili Air sangat banyak dan langsung menghampiri pengunjung. benar-benar pengalaman yang tak terlupakan.

Diving maupun snorkling terasa seperti berkunjung ke rumah ikan. Tentu saja kita harus menghormati sang tuan rumah. Jangan merusak apapun di rumahnya. Usahakan untuk terus berada di air tanpa menyentuh, menginjak apalagi mematahkan terumbu karang. Ingatlah bahwa terumbu karang yang ada usianya jauh melebihi usia kita.

Sumber: detiktravel